JAKARTA - PT Danareksa
(Persero) menilai kebijakan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) akan
membuat Bank Indonesia (BI) tetap
mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) Januari 2014 di level 7,75 persen.
Pengamat ekonomi Purbaya Yudhi Sadewa, mengatakan
bahwa penurunan harga BBM pada awal Januari
mampu menekan inflasi ke angka yang lebih rendah. "Jadi, seharusnya BI
Rate tidak naik, meski inflasi setelah kenaikan BBM sebelumnya cukup
tinggi," tuturnya di Jakarta, Rabu (14/1/2015).
Purbaya mengungkapkan, pengambilan
keputusan BI untuk menetapkan besaran suku bunga harus didasari pada perkiraan
ke depan. "Dengan inflasi yang akan menurun pada bulan-bulan berikutnya,
maka BI Rate tidak perlu berubah," ucap Purbaya.
Purbaya berpendapat, langkah Federal Reserve AS menaikkan Fed funds rateakan sangat mempengaruhi ekonomi dalam
negeri. Meski demikian, kebijakan eksternal tersebut tidak perlu serta merta
dibarengi dengan keputusan BI untuk menaikkan BI Rate pula. "Kondisi
ekonomi kita berbeda dengan AS, jadi tidak perlu serta-merta menaikkan
bunga," kata dia.
Lebih lanjut
Purbaya menjelaskan, perekonomian Indonesia yang tengah melambat seharusnya
ditanggapi oleh BI dengan menurunkan suku bunga. "Harus cerdas dalam
mengambil tindakan ke depan. Kalau naikkan bunga, tentu akan mengganggu
pertumbuhan ekonomi dan Rupiah," imbuhnya.
Dia
memprediksi, jika sepanjang 2015 BI Rate masih berpeluang untuk turun ke level
7,5 persen. Sementara, pertumbuhan ekonomi akan berada di kisaran 5,3-5,4
persen. "Inflasi di akhir tahun (2015) akan menjadi sekitar 5
persen," tandasnya.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar